Minggu, 29 September 2013

HAKEKAT GEREJA



Makna dan Hakekat Gereja
Oleh: Pdt. Daudi Rachmat
Pengertian Gereja di mata orang awam seringkali salah. Hal tersebut dikarenakan kita selalu memandang segala sesuatu dari yang kelihatan. Sehingga tatkala orang-orang yang membenci kekristenan membakar gereja, mereka berpikir bahwa pekerjaan Kristen akan terhambat, padahal tidak. Masih hangat dalam ingatan kita bagaimana beberapa gereja di Jl. Ketapang dan sekitarnya dibakar. Bahkan hingga kini mereka belum lagi memiliki gedung untuk beribadah. Dalih apa pun yang digunakan dalam insiden pembakaran itu menunjukan bahwa memang ada indikasi orang yang berusaha membakar menyangka mereka akan berhasil jika mereka dapat membakar gereja.

Padahal dalam Perjanjian Baru, pengertian gereja bukan tempatnya, melainkan manusianya. Bahkan dalam bahasa Yunani, gereja dikatakan sebagai ekklesia atau kira-kira artinya adalah sekumpulan orang yang dipanggil keluar dari dalam kegelapan untuk masuk ke dalam terang. Dalam suratnya kepada jemaat di Korintus, Paulus sampai dua kali menekankan tentang makna gereja. Menurut Paulus, Gereja berarti orang yang ditebus oleh darah Kristus. Hal itu berarti bahwa setiap orang Kristen adalah gereja. Yang kedua, gereja berbicara tentang relasi atau hubungan kita dengan Allah. Artinya dalam kehidupan bergereja, selalu melibatkan Tuhan di dalamnya. Sehingga jika timbul masalah, masalah itu harus diserahkan kepada Tuhan, bukannya semata-mata menjadi masalahku atau masalahmu. Hal terakhir inilah yang sering menimbulkan perpecahan dalam gereja. Dan yang ketiga, Gereja berarti melaksanakan kehendak Allah. Jelas yang dilaksanakan adalah kehendak Allah, bukannya kehendak manusia.

Banyak gereja-gereja yang ada di gang-gang atau di jalan yang kecil dan sempit. Kemudian ada pejabat daerah yang tidak suka, kemudian mereka menutupnya. Mereka berpikir, dengan ditutup, Gereja Tuhan akan lenyap. Mereka keliru, yang ditutup itu gedung gereja setempatnya, bukan gereja Tuhan.

Hakekat Gereja Tuhan tercermin dalam Pengakuan Iman Rasuli. Salah satu ayatnya berbunyi, "Aku percaya kepada Gereja yang kudus dan am." Am berarti universal atau umum. Jadi Gereja Tuhan bersifat universal. Untuk dapat melihatnya, kita perlu mengganti kaca mata kita. Kita harus melihat dari sudut pandang Tuhan. Tanpa hal ini akan timbul kesombongan rohani, di mana gereja yang besar akan menjadi sombong dan yang kecil akan menjadi minder. Padahal hakekatnya Gereja Tuhan adalah gereja yang kudus, am dan rasuli. Bahkan dalam kitab Wahyu dikatakan bahwa dari berbagai suku bangsa dan bahasa datang ke hadapan Anak Domba Allah untuk menyembah-Nya. Berarti gereja lokal, baik yang besar maupun yang kecil adalah bagian dari gereja yang am atau universal, namun juga bagian dari sinode yang menaunginya. Karena Sinode yang menaunginya juga merupakan bagian dari gereja yang am.

Dewasa ini di dunia sudah terjadi suatu perubahan konsep dalam cara berpikir. Dahulu, jika suatu negara mengalami suatu masalah, maka negara lain tidak boleh membantu dengan alasan jangan campuri urusan dalam negeri. Saat itu konsep bangsa dan negara sangat ditekankan. Tetapi sekarang pandangan itu sudah mulai berubah. Karena hal yang terpenting di dunia adalah manusianya. Ini adalah suatu perubahan besar dalam sejarah kebudayaan dan peradaban manusia. Jadi apabila terjadi suatu pelanggaran HAM (Hak Asasi Manusia) di suatu negara, maka negara lain akan ikut campur demi kesejahteraan manusia di negara tersebut. Yang ditekankan ialah kemanusiaannya, bukan warna kulit dan batas negara.

Namun pemikiran ini sepertinya sangat sulit diterapkan oleh orang Kristen dan antar denominasi. Memang gedung dan identitas (papan nama) penting, tetapi itu bukan yang terpenting. Karena barangsiapa ada di dalam Kristus, mereka adalah anak-anak Allah dan Bait Roh Kudus. Jadi kita tidak bisa menutup mata terhadap kebersamaan tubuh Kristus yang Am. Terkadang masalah gereja terlalu membumi. Artinya hanya mengurusi masalah-masalah yang berkaitan dengan organisasi, dan lain-lain. Tetapi masalah yang terbesar ialah orang Kristen seringkali kehilangan "Kesadaran Bertuhan." Kesadaran Bertuhan adalah kesadaran orang Kristen untuk menyembah Tuhan dalam Roh dan kebenaran, bukan hanya orang yang menjalankan hidup beragama saja.

Apa artinya? Menjalankan kehidupan beragama artinya menjalankan kehidupan sesuai dengan norma agama. Misalnya tidak melakukan perbuatan yang mengakibatkan dosa, melayani Tuhan atau mengikuti kebaktian. Tetapi kita lupa siapa yang kita sembah. Hidup sebagai orang Kristen itu susah-susah gampang. Orang Kristen harus punya pemahaman dan penghayatan tentang Allah. Prosesnya dari otak turun ke hati. Jadi setelah mengerti siapa Allah, kita harus merasakan keberadaan Allah dan karya-Nya. Kesulitan terbesar bagi orang Kristen mungkin adalah karena Allah itu tidak bisa dijamah dan tidak kelihatan. Sebagai manusia kita cenderung ingin melihat bentuk fisik tatkala kita melakukan interaksi. Dan menghayati Tuhan sebagai Roh itu sulit sekali. Kesadaran bahwa Dia ada dan hadir perlu ditingkatkan.

Kita harus menghayati Gereja Tuhan agar kita dapat bertumbuh ke arah kesempurnaan Kristus. Biarpun Allah tidak bisa disentuh, tetapi Allah bisa dihayati. Namun yang paling menyedihkan ialah dalam menyembah Tuhan, kita seringkali melupakan keberadaan Tuhan. Maksudnya kita mungkin menyanyi memuji Tuhan, tetapi hanya nyanyian hampa tanpa perasaan, atau mungkin sambil tertawa atau mungkin dengan sikap yang tidak semestinya. Dengan demikian kita sudah melupakan keberadaan Tuhan. Oleh sebab itu orang Katolik membuat patung yang seperti Yesus dengan tujuan agar dapat merasakan kehadiran dan dekat dengan yang disembah. Tetapi malah patung-patung itu yang dianggap memiliki kuasa dan terjadi penyembahan patung.

Kita harus menyadari dan menyelami Allah yang ada walaupun sepertinya tidak ada. Karena di gereja sepertinya sering tidak ada Tuhan. Tuhan tidak turut dilibatkan dalam masalah yang timbul. Masalah yang ada hanya masalah antara kau dan aku, bukannya melibatkan Tuhan.

Terakhir, Tuhan berjanji dalam Yesaya 40:9-11, khususnya ayat 11. Sebagai gembala, Tuhan tetap akan senantiasa menggembalakan umat-Nya. Anak domba akan dipangkunya dan induk domba akan dituntunnya. Simpanlah janji Tuhan ini dalam hati. Biarlah warga jemaat Gepembri, dengan iman, berpegang pada janji ini dan terus bertumbuh ke arah Kristus.

4 komentar: